Sabtu, 17 Januari 2009

My Simply Life










Tak tahulah aku, berkat atau bencana yang membawa aku tinggal di kefamenanu sebuah kota kecil yg sekarang lampu merahnya ada 2, hehehe kemarin cm 1 mana sering matinya daripada hidupnya. Tidak ada mal hanya ada pasar. Pesan sponsor: Bagi para suami yang mengeluh istrinya boros, mari pindah ke kefamenanu.
Hidupku mengalir dari jam 7 pagi buka toko, urus anak dan suami, kadang-kadang pas mood baik ya masak, olahraga mengepel lantai, tutup toko jam 6 malam, main-main sama anak trus tidur. Begitu tiap hari, sampai kapan pas senggang jalan-jalan ke kupang atau atambua.
Hari minggu, kita piknik ke kali noemuti, airnya bening , tidak seperti sungai-sungai di jawa. Bakar ikan atau daging hanya dengan bumbu garam, terasa nikmat sekali, jauh lebih enak daripada ikan bakar restoran ternama hehehe.
Kehidupan di kefa begitu kental kekeluargaannya. Acara pernikahan, lamaran, tunangan, sambut baru anak, hingga acara duka meninggalnya sanak keluarga; dijadikan acara bersama, sama-sama bantu masak, atur kursi, buka tenda, hingga buat lubang kubur. Memang profesi Event Organizer tidak akan laku di kefa sini.
Disisi lain ada juga segi negatifnya, ya namanya hidup ya tidak ada yang sempurna ya :-> Kadang karena 1 kota kenal semua, jadinya rawan gosip dan tidak ada privasi. Mau buat aneh-aneh sedikit, belum sehari sekota udah tahu semua hehehe. Ya baik juga ding, biar buat dosa jadi lebih takut.
Hidup yang simple-simple aja kayaknya yang paling enak, gak capek, baik buat jantung, buat awet muda. Katanya Gus Dur: " Kok gitu aja dibikin repot"
Menurutku, kalau mau merasakan kasih Keluarga Kudus di Surga ya harus mulai dari sekarang dan dari diri kita, gak usah tunggu sampai nafas putus dulu. Pulanglah, kasihilah dengan lebih orang terdekat di rumahmu.






2 komentar:

  1. Hidup adalah perjuangan dan penuh dengan tantangan. Setiap kali selesai dan berhasil kita merasa menang. Jadi baik kota besar maupun kota kecil pada dasarnya sama saja karena sama butuh perjuangan. Hidup dari dasar dan terus ada perbaikan kualitas lebih baik dari pada hidup yang serta merta sudah mapan. Untuk mecapai yang lebih baik menjadi lebih sulit dan tantangannya lebih berat lagi. Kalau saja, setiap orang sudah menemukan makna hidupnya (panggilan hidup) maka sebagian besar masalah dalam hidup ini sudah diselesaikan dengan mudah.

    BalasHapus
  2. Saya membaca tulisannya 'my simply life', sangat indah, menarik. Suatu kehidupan masyarakat yang harmoni dengan alam: manunggal, begitu syahdu.
    Berbeda dengan kehidupan dikota besar, yang sarat konflik dan penuh egoisme.

    BalasHapus